Kamis, 17 Mei 2012

MERAYAKAN HARI MUSEUM INTERNASIONAL, 18 MEI


KOMPAS.com -- Día Internacional Del Museo 2010 – 18 de Mayo. Begitu sebuah pesan pendek dari jejaring sosial, berbentuk micro blogging, men-tweet saya beberapa hari lalu. Pesan itu dikirim dari seorang rekan yang tinggal di negeri Bundesrepublik Deutschland. Selanjutnya, pesan lain terkirim lagi, Museos Para La Armonía Social: El Museo Sefardí Celebrará La Noche de Los Museos el Próximo 15 de Mayo, lengkap beserta alamat website yang bisa dicek lebih jauh.

Pesan itu adalah sebuah pengingat, bahwa Toledo – sebuah kota di Spanyol yang mendapat penghargaan sebagai World Heritage Sites dari UNESCO pada 1986 – kota asal si rekan tadi, siap merayakan Hari Museum Internasional (HMI), khususnya Museum Sefardi.

Museum itu sebenarnya tak sendirian. Ia hanya satu dari sekian banyak museum di berbagai kota di dunia, khususnya Eropa, yang menggelar perayaan “Night of Museums” pada Sabtu, 15 Mei 2010. Sebuah perayaan dalam rangka HMI 2010 yang memilih tema “Museums For Social Harmony” (Museum untuk Keharmonisan Sosial). Di Eropa, selama lebih dari 30 tahun sepanjang International Council of Museum (ICOM - Dewan Museum Internasional) menetapkan 18 Mei sebagai HMI, bulan Mei sudah menjadi Bulan Museum (Museum Month in Europe). 

Dalam website resmi ICOM disebutkan, European Night of Museums diperkenalkan tahun 2005 oleh Departemen Kebudayaan Perancis. Tujuannya adalah untuk menarik pengunjung muda dan keluarga dan untuk memobilisasi pengunjung di Eropa dengan kegiatan yang memberi peran dalam pembangunan Kebudayaan Eropa. 

Tahun 1977 ICOM menetapkan HMI untuk mendorong kesadaran publik terhadap peran museum dalam pengembangan masyarakat. Dalam rilis ICOM tentang HMI 2010, disebutkan, pada tahun 2009, HMI berhasil menggaet rekor dengan partisipasi hampir 20.000 museum di 90 negara. Di tahun ini, komunitas museum di seluruh dunia akan merayakan HMI pada hari-hari di seputaran 18 Mei. Mereka akan selalu kreatif mengorganisir tur museum baik siang maupun malam, lokakarya, konferensi, dll untuk semua pengunjung museum.

Tema tahun ini memfokuskan pada harmoni sebagai konsep penting baik untuk kemanusiaan maupun untuk mewakili budaya timur. Dasar dari harmoni terletak pada dialog, toleransi, koesksistensi dan pembangunan, berdasarkan pada keberagaman, perbedaan, kompetisi, dan kreativitas. Pada dasarnya, menurut ICOM, harmoni sosial adalah sebuah persetujuan untuk mencari kesamaan dengan tetap mempertahankan perbedaan.

Selain museum di kota-kota Spanyol, juga Jerman, beberapa negara Afrika juga ikut merayakan HMI. Negara tetangga Indonesia tak ketinggala, Malaysia dan Singapura. Dalam daftar ICOM, Singapura masuk dalam negara yang berpartisipasi dalam HMI. Acara digelar di berbagai museum antara lain, Raffles Museum of Biodiversity Research, National Museum of Singapore, Singapore Art Museum, dan Singapore Coins and Notes Museum.

Sedangkan Malaysia memusatkan perayaan di Sabah. Sebanyak 500 museum di Negeri Jiran itu akan terlibat. Menteri Pariwisata, Lingkungan, dan Kebudayaan Malaysia Datuk Masidi Manjun tahun lalu menegaskan, dalam rangka menaikkan popularitas Sabah State Museum, beragam program dilakukan, termasuk menjadi tuan rumah HMI di Malaysia. Manjun menyatakan, hingga Oktober 2009 hampir 400 ribu orang mengunjungi museum itu dengan pendapatan sekitar RM 430 ribu pada September tahun lalu.

Lantas bagaimana dengan Jakarta? Di Jakarta, HMI pertama kali dirayakan tahun lalu. Itupun digelar sangat sederhana di Taman Fatahillah dengan anggaran patungan dari komunitas museum di Kota Tua (Museum Bahari, Museum Sejarah Jakarta, Museum Wayang, Museum Seni Rupa dan Keramik, Unit Pelaksana Kota Tua, dan Balai Konservasi DKI ditambah Museum Bank Mandiri dan Museum Bank Indonesia) . Bagaimana dengan tahun ini? Jawaban dari beberapa “penguasa” museum di Kota Tua sederhana saja dan hampir senada, “Ada acara di Taman Fatahillah.”

Jika sejak beberapa pekan bahkan beberapa bulan lalu, warga di negeri lain sudah mendapat informasi jelas tentang apa yang bisa dinikmati pada perayaan HMI, maka tidak demikian di Jakarta. Jika besok sekitar tengah malam WIB warga di Eropa bisa menikmati museum sampai malam dan gratis, maka warga Jakarta masih harus menantikan tepat di tanggal 18 Mei yaitu hari kerja, hari Selasa.

P
ada situs jejaring lainnya, beberapa undangan dari komunitas tiba-tiba menumpuk. Semua acara digelar pada 18 Mei, sekali lagi di hari kerja, dengan pemberitahuan yang lumayan mendadak. Hari Museum Internasional, sama seperti kegiatan museum, masih saja tak peka pada urusan publikasi, apalagi promosi. 

 Pesan Hari Museum Internasional, 18 Mei 2012 


Tiap tahun, Komite Penasehat ICOM mengusulkan tema yang dapat diinterpretasi oleh museum untuk meningkatkan peran museum di hati masyarakat. Adapun tema Hari Internasional Museum 2012 ini adalah Museums in a Changing World. New challenges, New inspirations. (Museum dalam Perubahan Dunia. Tantangan-tantangan Baru dan Inspirasi-inspirasi Baru).

Kini, dunia berubah lebih cepat dari sebelumnya. Teknologi baru menyampaikan ide-ide baru, gigabyte informasi, berita-berita iklim yang tak stabil meningkat, semuanya berbagi di media social. Museum modern harus berkompetisi untuk suara audio terhadap kecepatan yang kuat dari latar belakang ini.

Museum Dalam Perubahan Dunia adalah pengakuan bahwa institusi dihadapkan dengan interpretasi dan eksistensi yang terus meningkat dan berubah-ubah. Tiap institusi mungkin menghadapi keunikan tujuan, minat dan audiens. Tetapi keperluan untuk berkembang dengan cepat dalam wajah perubahan-perubahan ini adalah sesuatu yang mengikat semua institusi besar dan kecil. Oleh karena itu, pesan Hari Museum Dunia 2012 ini adalah tentang museum-museum yang sedang tumbuh dan membentuk masa depannya, seperti tentang menunjukkan dan menginterpretasi isu-isu perubahan iklim dan media elektronik baru.

Untuk membantu anda terhubung secara makna dengan tema ini, ada lima topik yang bisa membangun program spesifik anda sebagai berikut:

1.Peran museum dalam masyarakat ‘baru’. Museum menghadapi tantangan unik terkait dengan hal-hal sosial, politik dan lingkungan ekologis. Museum memainkan peran kunci dalam pengembangan melalui pendidikan dan demokratisasi, juga sebagai pelayan saksi di masa lalu dan menjaga harta karun kemanusiaan demi generasi masa depan.

2.Keberlangsungan lingkungan hidup. Museum secara konstan mengembangkan dan memperhalus apa yang museum lakukan untuk membuat minat museum terhadap sumber-sumber lingkungan hidup. Museum menjadi tempat yangbaik untuk advokasi keberlangsungan lingkungan hidup, juga tempat yang baik untuk berlatih advokasi.

3.Menggunakan masa lalu untuk membangun masa depan. Museum menjamin bahwa museum adalah penjaga warisan budaya dunia yang bersifat antargenerasi dan menciptakan jejaring terus-menerus terhadap rasa terima kasih di masa lalu menuju pesan universal.

4.Media Baru. Museum secara cepat belajar menggunakan beberapa peluang komunikasi baru yang berasosiasi dengan media baru dan menunjukkan kemampuan untuk bereaksi dengan rasa hormat.

5.Innovasi. Merespon perubahan sosial dan beradaptasi dengan harapan pengunjung, yaitu museum yang berinnovasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar