Sabtu, 04 Agustus 2012

BEGINILAH CARA ISRAEL KENDALIKAN ARAB SAUDI


REPUBLIKA.CO.ID, Sumber-sumber pemberitaan Lebanon mengkonfirmasikan kontrak militer senilai 127 juta dolar antara Arab Saudi dan rezim Zionis Israel serta pembelian tujuh pesawat mata-mata Israel.

Kantor Berita Mehr News melaporkan, televisi al-Manar Lebanon mengutip lembaga-lembaga militer yang meneliti soal persenjataan di Timur Tengah mengumumkan bahwa terjadi peningkatan nilai kontrak pembelian senjata antara negara-negara sekitar Teluk Persia dengan Amerika dan Eropa.
Berdasarkan laporan ini, data statistik yang ada menunjukkan bahwa antara bulan Juli 2011 hingga Juli 2012 terjadi lonjakan drastis pembelian senjata oleh negara-negara Arab, sekitar Teluk Persia, khususnya Arab Saudi.
Dalam laporan ini juga disebutkan mengenai persaingan ketat perusahaan-perusahaan Eropa, Amerika dan Israel untuk menjual senjata dan peralatan militer ke negara-negara sekitar Teluk Persia.
Di bagian lain dari laporan ini menyebutkan, Arab Saudi membeli 7 pesawat mata-mata tanpa awak dari perusahaan-perusahaan Israel yang nilainya mencapai 127 dolar.
Jumlah sebesar itu belum termasuk pelatihan dan perawatan, sementara satu orang instruktur khusus dari perusahaan Israel bertanggung jawab untuk melatih sumber daya manusia Arab Saudi untuk mengendalikan pesawat-pesawat tanpa awak ini.
Artinya, tanpa perlu banyak diketahui publik, tangan-tangan Israel sudah merambah jauh ke dalam kerongkongan pemerintah Arab Saudi.

INDONESIA TERBANYAK SALAH GUNAKAN AKUN FACEBOOK


TEMPO.CO, London - Legalkah akun Facebook Anda? Facebook baru-baru ini menyatakan ada lebih dari 83 juta akun tidak sah pada jaringan sosial ini. Indonesia dan Turki disorot dalam laporan investigasi BBC sebagai paling banyak melakukan penyalahgunaan itu. Di dua negara ini, Facebook mengalami pertumbuhan yang sangat cepat.

Dalam publikasinya pekan lalu, BBC menyebutkan, sebanyak 8,7 persen dari 955 juta akun aktif diketahui melanggar peraturan. Salah satunya adalah akun ganda--akun yang dimiliki oleh pengguna yang sebelumnya telah terdaftar--naik menjadi 4,8 persen dari jumlah keanggotaan.
Sementara kesalahan klasifikasi tercatat sebesar 2,4 persen, termasuk profil pribadi digunakan untuk bisnis atau hewan peliharaan mereka. Selain itu, 1,5 persen dari pengguna digambarkan sebagai akun yang "tidak diinginkan".
Kesalahan klasifikasi adalah "jika pengguna telah menciptakan profil pribadi untuk bisnis, organisasi, atau organisme non-manusia, seperti hewan peliharaan." Sedangkan akun "tidak diinginkan" termasuk mereka yang menggunakan nama palsu yang "dimaksudkan untuk tujuan yang melanggar persyaratan layanan kami, seperti spam."
Perkiraan tersebut datang saat ada kekhawatiran tentang efektivitas pemasaran pada situs jejaring sosial ini.
Platform bisnis Facebook bergantung pada iklan yang ditargetkan. Data menunjukkan, lebih dari 80 juta pengguna, yang terdiri dari akun duplikasi, spammer, dan binatang peliharaan, bukan merupakan daya tarik bagi pengiklan. Sejumlah pengiklan telah menantang Facebook untuk membuktikan bahwa klik pada iklan mereka adalah "nyata".
Bulan lalu, demi laporan investigasi itu, BBC mendirikan perusahaan palsu bernama VirtualBagel. Mereka menemukan sebagian besar "Like" untuk perusahaan palsu, yang berasal dari Timur Tengah dan Asia.
Pekan lalu, perusahaan distribusi digital Limited Press menyatakan, berdasarkan analisis perangkat lunak mereka, 80 persen dari klik pada iklan di dalam Facebook datang dari pengguna palsu.