Sabtu, 05 November 2011

ADA TIGA MACAM KEBENARAN


Apa itu kebenaran,…?
Kebenaran subyektif, melibatkan emosi dan keyakinan pengamatnya.
Kebenaran objektif mengamati apa adanya tanpa melibatkan emosi pengamatnya.
Kebenaran realitas adalah realitas yang berada dibalik pengamatan
Untuk menjelaskan hal ini kita melihat suatu drama kehidupan sbb:
Rombongan masa membawa seorang wanita pelacur yang akan menjalani hukuman rajam kehadapan Yesus. Yesus katakan ” siapa diantara kalian yang tidak pernah berbuat salah, dialah yang paling dulu melemparkan batu kepada perempuan ini ” Mereka semuanya saling pandang, lalu pergi satu-persatu, sehingga tinggal pelacur dengan Yesus. Yesus katakan pergilah kamu, jangan berbuat demikian lagi.
Kebenaran subyektif adalah wanita itu pendosa, tuna susila, pelacur, dan harus dihukum. Kebenaran itu dibentuk oleh opini masyarakat yang dibangun oleh pemimpinnya berdasarkan pandangan moralitas, budaya, dan ajaran agama mereka.
Kebenaran objektif adalah ” prempuan itu mencari nafkah dengan menjual jasa pelayanan sexual” Didalam masyarakat modern,dimana hak azasi manusia dijunjung tinggi, kebenaran objektif berlaku umum. Misalnya wanita Indonesia memakai pakain minim dalam konstes kecantikan, di Indonesia diharamkan karena mereka memandang dari sudut keyakinan mereka. Di dunia barat hal seperti itu biasa-biasa saja, karena berpakain itu merupakan hak asasi manusia, tidak bisa dibatasi oleh keyakinan sesorang atau kelompok mayoritas. Dalam hal moralitas, sasarannya adalah wanita, karean perempuan pihak yang lemah.
Kebenaran relitas ialah, Yesus melihat perempuan itu menjalani kehidupannya seperti apa yang tersurat. Kebenaran ini hanya bisa dilihat oleh mereka yang mempunyai penglihatan bathiniah. Perempuan ini sama sekali tidak bersalah, apalagi berdosa, karena dia menjalani program kehidupannya yang diberikan Allah kepadanya. Untuk dapat melihat kebenaran realitas ini, anda harus bisa masuk kedalam alam realitas, pintu masuk kedalam alam realitas adalah bathin anda. Untuk dapat melihat pintu itu bathin anda harus diberishkan.
Contoh lain : Waktu Yesus menyembuhkan orang buta, masyarakat bertanya apakah orang buta sejak lahir ini karena perbuatan dosanya dimasa lalu, atau karena dosa orang tuanya.
Kebenaran subyektif, orang buta sejak lahir karena dosa.
Kebenaran objectif ” orang ini buta sejak lahir “
Kebenaran realitas : jawaban Yesus ” bukan karena dosanya, bukan pula karena dosa orang tuanya, tetapi karena demikianlah yang tersurat .
Kata “tersurat” adalah kata spirtitual yang dipakai Yesus. Dalam bahasa sekarang ialah “cetak biru” atau program yang telah disusun. Program itu bersifat universal, termasuk kehidupan anda, bahkan kehidupan burung pipit yang harganya tiga ekor setali sudah termasuk dalam program. Jika rambut anda gugur satu batang saja, sudah ada dalam program, demikian cermatnya program itu, sehingga tidak ada artinya pikiran anda untuk membuat program baru dalam hidup anda. Anda hanya perlu menjalani program itu, tidak perlu memikirkan program baru untuk merubah program aslinya, pekerjaan yang sia-sia.
Kebenaran realitas itu bukan untuk membenarkan kata2 saya, tetapi sudah dikatakan Yesus dua ribu tahun yang lalu, tetapi baru sekarang saya bisa melihatnya. Untuk dapat melihat alam realitas Yesus memberi resep ” bersihkan bagian luar cawanmu , bagian dalamnyapun akan bersih” Kalimat ini juga masih terbungkus , saya akan kupas dilain kesempatan.
Contoh lain : Lao Tse melihat alam realitas, “dari mana alam ini muncul, dan kemana alam ini lenyap” Karena belum ada namanya, Lao Tse memberi alam ini Tao. Seorang Resi melihat alam ini, dia sebut itu Sat, tetapi bukan seperti sat yang kita ketahui, karena dia memiliki kepribadian, maka itu dia katakan bukan sat, dari situ terbentuklah kata “sat asat” yang maknanya sat tetapi bukan sat.. Bahasa sekarang, saya sebut alam itu “kekosongan” Kekosongan itupun bukan dalam pengertian umum, perlu penjelasan lebih lanjut.