Sabtu, 28 April 2012

HUMOR ALA BUNG KARNO


Kentuti PBB

Dis, gimana kabarnya Istana? ... Ada hindul-hindul yang nyeludup masuk nggak? 
+ Kayaknya sih nggak; pada ngeri kali ... gara-gara Mas labrak si Deweh (Deweh maksudnga Dewi) ... Eh, Gun tapinya ya, aku sekarang ini di Istana agak curiga sama satu orang deh ... Aku takut, jangan-jangan Bapak naksir nantinya kan hindul-hindul markindul bisa jadi nambah ... 

Siapa yang tahu kalau Megawati Soekarnoputri, ternyata bernama panggilan Gadis atau Adis. Ibu Fatmawati sebagai first lady dan ibu lima anak, masih sering berkata-kata dengan dialek bahasa Melayu Bengkulu. Guntur yang dipanggil "Gun" sama Mega, atau bernama akrab Mas Tok, ternyata dipanggil "Jang’ alias Bujang oleh sang bunda. Uniknya, keluarga Soekarno ini ada kata sandi khusus untuk "buang air besar", yakni "o-ok". 

Kalau "hindul-hindul markindul", merupakan kata sandi untuk isteri muda Soekarno, terutama gelar untuk Deweh alias Ratna Dewi gang hindul markindul asal Jepangnya Bung Karno. Hampir tiap peristiwa, Guntur berupaya mengenang kembali ingatannya, terutama masalah kutipan langsung pembicaraan sang bapak. Sebagai pemimpin besar bangsa Indonesia, Bung Karno terbaca amat piawai berkomunikasi dalam berbagai bahasa asing, juga berbahasa daerah. Selain berbahasa. Jawa, Soekarno senang memakai bahasa Sunda untuk berbicara dan mendamprat staf rumah tangga istana. 
Misalnya dalam tulisan "Saro’i The Great", ada kata-kata Bung Karno kepada Saro’i - pengemudi keluarga Soekarno: "Nya! Geus dimaafkeun, umpama keur ngajar Guntur nubruk taneman Bapak jeung tembok istana make mobil! (Ya, sudah dimaafkan, misalnya waktu mengajar Guntur nabrak tanaman Bapak dan tembok istana)". 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar